BELAJAR MENGAMPUNI SEPERTI ESAU
Esau merupakan salah satu tokoh yang ditulis dalam kitab perjanjian lama, ia adalah saudara Yakub. Jika mendengar kisah-kisah sekolah minggu maka kita akan menemukan bahwa Esau dikenal karena menukar atau menjual hak kesulungannya kepada adiknya Yakub dengan semangkuk kacang merah. Peristiwa ini dapat kita baca dalam kitab Kejadian 25:27-34. Hanya karena perutnya yang lapar membuatnya tidak segan-segan menjual hak kesulungannya. Ia memandang rendah berkat Allah. Tentu sikap ini bukanlah sesuatu yang pantas untuk ditiru.
ESAU BERLARI MENDAPATKAN YAKUB
Namun demikian masih ada hal menarik dari Esau yang masih bisa kita contohi, yakni sikapnya yang mau mengampuni adiknya Yakub, walaupun dia telah dicurangi berulang kali oleh Yakub. Setelah peristiwa semangkuk kacang merah. Yakub kembali mencurangi Esau dengan berpura-pura menjadi Esau agar mendapatkan berkat dari Ishak, ayah mereka (Kejadian 27:35). Karena kedua peristiwa itu maka jelasnya Esau akhirnya menjadi dendam kepada Yakub dan ingin membunuhnya (Kejadian 27:41). Namun seiring berjalannya waktu ketika Yakub yang sebelumnya lari dan tinggal di rumah Laban memutuskan untuk kembali bertemu dengan Esau. Yakub penuh dengan ketakutan. Tapi lihatlah respon Esau ketika ia melihat Yakub adiknya. Kitab Kejadian 33:4 mencatat “Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka.”
Sumber gambar: https://assets.churchofjesuschrist.org/ |
BELAJAR MENGAMPUNI
Dari sikap Esau, kita belajar membersihkan hati kita dari dendam. Kita mungkin pernah ditipu, dikhianati bahkan oleh orang yang terdekat dengan kita. Kita mungkin marah, dan mendendam. Tapi ingatlah bahwa kita juga diberikan pilihan untuk mengampuni. Mengampuni adalah cara sederhana untuk mengeluarkan racun dari dalam hati kita, menghilangkan kepatihan dari dalam hati kita. Dengan mengampuni, kita membersihkan hati kita dari racun yang bisa saja membunuh kita dari dalam sekaligus mendekatkan kita kepada sukacita dan kasih Allah.
Tidak mudah memang untuk mengampuni dan memerlukan waktu yang cukup lama akan tetapi tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau membuka hati untuk belajar mengampuni dan melepaskan pengampunan bagi mereka yang telah menyakiti kita. Seperti Esau yang telah dikhiati berkali-kali oleh saudaranya sendiri namun dengan penuh cinta mau berlari dan memeluk saudaranya. Ia melupakan semua dendamnya dan mendekap saudaranya dengan penuh cinta.
“Tidak ada yang hilang dari diri kita ketika kita mengampuni, justru ada sukacita yang kita rasakan ketika kita mau mengampuni”
Posting Komentar untuk "BELAJAR MENGAMPUNI SEPERTI ESAU"